Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengapa Jurnal Lokal Harus menjadi Jurnal Internasional?

Tulisan ini tentu tidak sedang membahas polemik antara pemain tim nasional bola keturunan dengan pemain tim nasional lokal. Dalam dunia akademik, meskipun bukan sebuah kewajiban, tuntutan publikasi menjadi sebuah indikator apakah negara tersebut punya dukungan infrastruktur riset yang memadai atau tidak. Data menunjukkan alokasi dana riset dari 10 negara tertinggi adalah Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, Jerman, Korea Selatan, Prancis, India, Inggris, Rusia, dan Brasil. Alokasi besarnya dana riset ini tentu sejalan dengan perkembangan publikasi internasional hasil riset negara tersebut. Dari sisi rangking kampus pun, negara negara tersebut bertengger dalam 150 kampus terbaik dunia. Seperti diketahui, dana ideal riset sebuah negara adalah 2% dari PDB negara tersebut. Ketika negara bisa menganggarkan pendanaan sebesar itu, itu menunjukkan bahwa dukungan terhadap infrastruktur riset telah didukung oleh negara. Namun sayangnya, sampai saat ini, besarnya anggaran dana riset Indonesia masih dikisaran 0.24% PDB. 

Lalu, bentuk luaran apa yang seharusnya menjadi tanggung jawab periset ketika mendapatkan dana negara tersebut. Tentu, akan lebih baik jika luaran dari riset tersebut adalah produk yang berguna bagi masyarakat Indonesia, apalagi bisa mendukung terjadinya perubahan yang lebih baik pada segala aspek kehidupan masyarakat. Tetapi, tidak semua riset harus punya luaran berupa produk, karena pada bidang akademis tertentu luaran dari riset bisa saja sebuah pengembangan teori dari teori yang sudah ada. Baik luaran produk ataupun teori tentunya, dalam dunia akademik luaran tersebut harus dibagikan setidaknya pada sesama kolega diberbagai belahan dunia. Namun, sayangnya karena keterbatasan beberapa peneliti dalam menyajikan hasil luaran riset yang mungkin saja sangat baru, akhirnya luaran riset tersebut tidak dikenali oleh para periset lainnya dari berbagai negara lain. Salah satu faktor dari sekian banyaknya faktor lain adalah kemampuan menuliskan luaran riset dalam jurnal internasional bereputasi. 

Bagaimana solusi alternatif untuk masalah ini? tentu pilihan lainnya adalah bagaimana membawa wadah tulisan periset Indonesia untuk dikenal di dunia global. Dengan kata lain, jurnal lokal Indonesia harus didorong untuk menjadi jurnal internasional sehingga hasil riset di Indonesia bisa dikenali oleh periset dari negara lain. Bahkan dengan mendorong jurnal lokal menjadi internasional, akan menarik minat periset negara lain untuk mempulikasikan hasil riset di jurnal-jurnal Indonesia. Tentu, alternatif ini tidak mudah karena upaya pemerintah medorong jurnal lokal juga dilakukan, namun ketatnya sistem evaluasi yang mewajibkan jurnal-jurnal lokal memiliki editor internasional dan banyak tulisannya internasional yang dipublikasikan dijurnal lokal Indonesia, menjadikan jurnal lokal terperangkap dalam kelokalannya. 

Apakah ini berbahaya? Masalah bahaya atau tidak tentu harus didasarkan pada ukuran yang jelas. Namun, tingginya jumlah jurnal lokal di Indonesia memiliki sisi positif dan negatif bagi periset Indonesia itu sendiri. Sisi positifnya adalah periset Indonesia memiliki wadah yang banyak untuk mempublikasikan luaran hasil risetnya. Namun, sisi negatifnya adalah jumlah dan kualitas publikasi internasional periset Indonesia akan semakin menurun karena ada alternatif pilihan yang lebih mudah untuk diambil. Kedua, tingkat keketatan evaluasi jurnal lokal terhadap sebuah tulisan dapat dikatakan sangat tidak ketat; ini akan berakibat kemampuan menulis periset Indonesia akan makin terdegradasi. Dalam skala globalnya adalah tidak dikenalinya hasil riset dari Indonesia dalam kancah global. Padahal dengan besarnya penduduk, keberagaman budaya, dan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia memiliki sumber data yang melimpah untuk penelitian yang bisa berkontribusi signifikan dalam dalam dunia riset global. Selain itu, dalam komunitas global, rendahnya publikasi berkualitas peneliti Indonesia akan semakin sulit untuk melakukan kerjasama dengan periset dari belahan dunia lainnya. Karena dalam aspek apapun, tingkat kepercayaan adalah modal penting dalam membangun kerjasama termasuk dalam dunia riset. 

Catatan: tulisan ini tidak mempunyai sistematika yang jelas, begitu pun koherensi, dan argumentasi yang masih lemah.

1 komentar untuk "Mengapa Jurnal Lokal Harus menjadi Jurnal Internasional?"