Makna dibalik keberhasilan Prabowo memenangkan kontestasi Presiden
Memulai langkah awal: Dalam perjalan seorang manusia atau individu, kita dihadapkan pada sejumlah harapan yang ingin diraih dimasa depan. Sederhana atau komplek harapan tersebut tentu bergantung pada latar belakang hidup seseorang. Namun, untuk merelasisasikan harapan supaya menjadi kenyataan tentu harus dimulai dengan melakukan aksi nyata. Aksi nyata dalam konteks Prabowo adalah mendirikan dan menumbuhkan partai politik sebagai kendaraan untuk merealisikan apa yang ia ingin capai; ia memulai dengan mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) tahun 2008. Dalam banyak peristiwa, setiap individu yang punya harapan harus berani memulai untuk melakukan aksi nyata ini. Bukan hal mudah, apalagi individu tersebut tidak punya dukungan materi atau latar belakang keluarga yang sama. Namun, keinginan yang kuat (internal motivation) biasanya sudah cukup menjadi bahan bakar yang jauh lebih berarti dari hanya sekedar punya dukungan materi atau latar belakang keluarga. Dengan melakukan aksi nyata, tentu sebagai individu kita akan mudah meraba sejauh mana usaha yang dilakukan dalam mencapai apa yang ingin diraih.
Persistensi: Apakah ketika memulai aksi nyata secara otomatis akan berhasil? Sangat bergantung pada individu, ketika individu sudah mempunyai modal awal yang cukup yang telah dibangun sejak lama, memulai aksi nyata akan bisa saja memberikan peluang keberhasilan yang tinggi. Namun, tidak semua individu punya modal awal yang cukup ketika memulai sesuatu, ini artinya aksi nyata itu dimulai dari nol. Dengan demikian, bukan keberhasilan yang diraih tetapi kegagalan yang harus dihadapi. Mungkin rasa frustasi muncul dan bisa saja rasa ini akan mengalahkan harapan yang ada, dan berujung menyerah untuk meninggalkan apa yang mereka telah mulai. Dalam kondisi ini, individu tersebut telah gagal, bukan gagal karena tidak mendapatkan apa yang mereka raih, tetapi gagal untuk meyakinkan diri mereka sendiri untuk terus berjuang.
Dalam konteks Prabowo, kegagalan menjadi wakil presiden, tidak menyurutkan langkah untuk menjadi Presiden RI. Lima tahun berikutnya, ia mencalonkan diri menjadi calon presiden RI. Dukungan partai politik yang kuat berada dibelakangnya. Namun, kenyataan berkata lain bahwa dia harus pertama kalinya dikalahkan oleh soerang gubernur yang dia calonkan dan dukung di tahun 2012. Saya yakin sebagai manusia dia kecewa atas kenyataan yang menimpanya. Sekali lagi, dia tidak menyerah untuk berkontestasi kembali dengan ikut kontestasi presiden di tahun 2014. Dan, kembali dia mendapatkan hasil yang mengecewakan karena harus dikalahkan kembali oleh orang yang sama ditahun pemilihan sebelumnya. Tidak menyurutkan langkahnya, lima tahun kemudian, ia mencalonkan kembali dan akhirnya memenangkan suara rakyat dengan suara yang signifikan dari semua lawannya.
Dari kasus ini, kita bisa melihat kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, selama bahan bakar dalam bentuk keyakinan masih tersisa, percobaan demi percobaan bisa dilakukan kembali. Mengukur sejauh mana usaha yang telah dilakukan dan merencanakan kembali untuk melakukan aksi berikutnya. Kalaupun masih gagal kembali, yakinilah bahwa setiap individu punya jatah kegagalan yang berbeda-beda. Habiskan jatah kegagalan tersebut sampai tidak tersisa sama sekali. Yakinilah, dalam percobaan-percobaan yang dilakukan tersebut, pada akhirnya setiap individu akan menemui kemenangannya masing-masing. Jalan kemenangan ini adalah jalan unik bagi setiap individu dan tentu akan berbeda dengan individu lainnya. Pahami pula bahwa kemenangan akhir setiap individu adalah akumulasi kemenangan individu tersebut untuk terus bangkit dari segala kegagalan. Dalam titik ini, keberhasilan bukan hanya tercapainya harapan tetapi pembentukan indentitas diri yang dibangun dari sejumlah keadaan sulit. Saya ingin menutup artikel ini dengan sebuah pernyataan bahwa "hidup yang bermakna adalah hidup yang diperjuangkan".
Catatan: Tulisan ini hanya berisi klaim-klaim subjektif penulis.
Posting Komentar untuk "Makna dibalik keberhasilan Prabowo memenangkan kontestasi Presiden"