Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bagaimana Menulis "Pendahuluan" untuk Artikel Jurnal Internasional?

Menulis bukanlah aktivitas yang mudah mengingat masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang kental dengan budaya ngobrol. Bertukar gagasan memang terasa menarik ketika ada lawan bicara secara langsung dimana saling bantah argumentasi dapat terjadi secara interaktif. Dengan latar belakang ini, kesulitan ketika menuangkan gagasan melalui tulisan pun kerap kali terjadi. Tidak hanya terjadi pada masyarakat umum tetapi pada masyarakat akademisi, kesulitan ini sering pula terjadi. Kemungkinan hal ini terjadi karena kurangnya pembiasaan. Seperti kata peribahasa yang akrab ditelinga kita semua bahwa "ala bisa karena biasa". 

 

Tentu dalam artikel ini saya akan menunda pembahasan mengenai masyarakat umum dalam menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan. Fokus pada artikel ini adalah bagaimana seorang masyarakat akademisi ingin memulai menuangkan gagasan dalam sebuah jurnal internasional. Ada beberapa alasan penting mengapa tulisan ada. Pertama, masih banyak para akademisi Indonesia yang kesulitan menembus jurnal internasional sehingga mereka harus merogoh biaya besar untuk mempublikasikan hasil penelitiannya ke komunitas para peneliti lainnya diberbagai belahan dunia. Tentu opsi ini tidak salah sama sekali selama ada dana yang kuat untuk menyebarkan hasil penelitian secara cepat. Kedua, secara singkat tulisan ini bertujuan untuk berbagi pengalaman dan memberikan wawasan bagaimana menyusun sebuah pendahuluan yang tepat untuk merepresentasikan hasil penelitian. Seperti diketahui bahwa dalam menulis sebuah artikel, selalu diawali dengan sebuah pendahuluan. Dalam menulis pendahuluan, seorang peneliti sebaiknya memperhatikan beberapa poin penting yang harus diperhatikan. Beberapa poin penting tersebut adalah jumlah paragraf, isi paragraf, dan koherensi isi antar paragraf. 

 

Jumlah Paragraf

Memang tidak ada patokan secara khusus berapa jumlah paragraf yang harus buat untuk bagian pendahuluan sebuah artikel di jurnal internasional. Dalam beberapa kasus, sebuah artikel hanya memiliki satu paragraf. Kemudian paragraf ini diikuti oleh beberapa pertanyaan penelitian yang akan dijawab dalam bagian data dan pembahasan. Manurut soerang peneliti dari Stanford University, sebuah pendahuluan artikel dapat terbagi kedalam 3-5 paragraf. Ini adalah rata-rata jumlah paragraf untuk sebuah pendahuluan dalam sebuah artikel di jurnal internasional bereputasi. Bagi para penulis atau peneliti pemula sebaiknya bisa mengikuti aturan ini meskipun sama sekali ini bukanlah sebuah kewajiban yang harus diikuti.

 

Isi Paragraf

Setelah mengetahui kisaran jumlah paragraf untuk bagian pendahuluan, mungkin terpikir dalam benak pembaca apa isi yang seharunsya ditulis dalam setiap paragraf. Berdasarkan peneliti dari Stanford University, lebih baik untuk membagi bagian pendahuluan artikel ke dalam tiga paragraf. Paragraf pertama fokus pada hasil penelitian sebelumnya mengenai apa yang sedang diteliti. Karena dalam konteks global, temuan penelitian-penelitian tersebut harus harus bersifat global. Akan lebih baik kalau bisa menghadirkan data dari berbagai belahan dunia. Dalam paragraf kedua, peneliti harus mampu mengungkapkan celah penelitian yang masih belum digali oleh penelitian sebelumnya. Dengan kata lain, pada bagian ini beragam celah penelitian harus ditunjukkan secara jelas untuk meletakan apa yang ingin diselesaikan pada paragraf berikutnya. Paragraf ketiga merupakan paragraf yang menunjukkan apa tujuan penelitian yang telah dilakukan saat ini. Disini, peneliti secara tegas mengungkapkan bahwa penelitian berusaha mencari bukti empiris dari apa-apa yang masih belum terselesaikan dari penelitian lain sebelumnya. Dalam bahasa para peneliti, disini diungkap mengenai novelty atau state of the art dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Pada umumnya bagian paragraf ketiga ini sering diakhiri dengan beberapa pertanyaan penelitian.  

 

Koherensi Kalimat

 Masalah koherensi kalimat atau lebih tepatnya paragraf bukanlah hal yang bersifat khusus dalam bagian pendahuluan sebuah artikel. Bagaimanapun dibagian lain artikel juga harus terdapat koherensi antar kalimat dan paragraf yang kuat. Jangan sampai setiap kalimat berdiri sendiri atau tidak mendukung kalimat kalimat sebelumnya. Hal yang sama harus berlaku untuk koherensi antar paragraf-jangan biarkan gagasan yang ditulis terkesan lompat-lompat dari satu gagasan ke gagasan lainnya. Alangkah baiknya penulis dasar bahwa setiap paragraf harus diwakili oleh satu gagasan utama yang didukung oleh kalimat-kalimat pelengkap berupa alasan dan data empiris. 


Demikian beberapa hal penting yang harus menjadi perhatian para akademisi dalam menyampaikan gagasan penelitian dalam bagian pendahuluan sebuah artikel yang dikonsumsi baik oleh masyarakat umum ataupun akademisi.

Posting Komentar untuk "Bagaimana Menulis "Pendahuluan" untuk Artikel Jurnal Internasional?"