Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mesobot: Robot Bawah Air

Mesobot ialah kendaraan bawah air yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan khusus yang belum terpenuhi dalam penelitian dan mengambil sampel berbagai fenomena di tengah laut. Mesobot akan melengkapi aset oseanografi yang sudah ada saat ini, seperti kendaraan derek, sensor akustik kapal, dan penarik jaring. Potensinya untuk melakukan studi perilaku secara diam-diam dalam jangka waktu yang lama di daerah substansial memberikan kemampuan yang saat ini tidak tersedia bagi para peneliti fenomena di tengah laut. 


Robot hibrida, mesobot ini adalah upaya kolaboratif oleh WHOI, Monterey Bay Aquarium Research Institute (MBRAI), Standford University, dan University of Texas Rio Grande Valley. Pengembangan mesobot dan operasi di laut telah didanai oleh National Science Foundation dan proyek Ocean Twilight Zone. Robot laut dengan massa 250 kilogram dan desain eksterior wadah kuning-hitam ini dapat diteleoperasikan melalui kabel serat optik yang terpasang pada kapal atau bisa dilepaskan dari tambatannya untuk mengikuti misi yang telah diprogram sebelumnya dengan baling-baling besar yang bergerak lambat yang memungkinkannya melayang dan transit dengan meminimalkan gangguan (noise)  terhadap air. 


Mesobot dibekali lampu putih standar dan lampu merah yang tidak dapat dilihat banyak spesies laut dalam. Lampu merah memungkinkannya untuk mengamati hewan tanpa menakut-nakuti atau makhluk laut. Robot canggih ini memiliki kemampuan untuk mensurvei, merekam gambar dengan resolusi tinggi dari zoo plankton yang bergerak lambat dan rapuh, melacak target secara mandiri pada kedalaman 1000 meter (3.300 kaki), serta mampu menghubungkan pergerakan hewan dengan pengukuran lingkungan kritis.


Zona di tengah laut memiliki biomassa yang sangat besar yang berperan dalam mengatur iklim. Selain itu, terdapat eksploitasi komersial perikanan di zona senja yang dapat memengaruhi ekosistem laut. Pada kedalaman 200 meter di bawah gelombang air laut yang cerah terletak zona mesopelagik, yakni bagian air yang dingin, gelap, dan jarang sekali dijelajah manusia. Daerah inilah yang dijuluki “zona senja”, karena intensitas cahaya matahari mulai berkurang pada daerah ini. Di sinilah hewan-hewan seperti krill, cumi-cumi, dan ubur-ubur tinggal.


Hewan zona senja memiliki peran utama dalam siklus karbon, dengan membawa karbondioksida dari atmosfer dan menjebak mereka jauh di laut dalam. Akan tetapi, makhluk pemalu ini halus dan sulit untuk diamati, sehingga hampir mustahil untuk melacak gerakan mereka, terlebih lagi dapat berdampak pada iklim bumi. Hasil studi terbaru robot canggih ini adalah kemampuannya yang secara automatis mampu melacak hydromedusa yang berenang bebas (Soimissus sp.) dan larvacea (Bathochordaeus stygius) pada kedalaman 200 meter di Monterey Bay, AS.


Hanya dengan berbekal baterai tahan lama dan algoritma pelacakan yang canggih untuk mengikuti makhluk dalam perjalanan sehari-hari, tanpa disertai campur tangan manusia, mereka mampu menyelesaikan misi tersebut hanya dalam waktu lebih dari satu hari. Selain menjalankan misi pelacakan, kendaraan ini mampu mengumpulkan data gambar dan sensor dengan membawa muatan tambahan yang substansial, seperti serangkaian sensor, kamera definisi tinggi, sonar, dan sampler yang memompa air laut melalui filter untuk mengumpulkan DNA lingkungan atau eDNA, dan jejak DNA dari yang ditinggalkan oleh hewan baru-baru ini di daerah tersebut. Para ilmuwan lebih banyak mengetahui bintang, planet, lubang hitam, dan apa yang terdapat di luar angkasa dibandingkan dengan hewan-hewan dan apa saja yang ada di bawah air laut yang gelap dan bertekanan sangat tinggi itu. Mesobot dapat membantu para ilmuwan untuk lebih mempelajari wilayah laut yang misterius, serta makhluk-makhluk yang ada di dalamnya.


References: Science Daily, Twilight Zone WHOI Education, Science Mag

Writer: Remilda Agustina


Posting Komentar untuk "Mesobot: Robot Bawah Air"