Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jangan Khawatir Jet Lag

Jet lag secara parsial berada dalam pikiran seseorang yang akan melakukan penerbangan. Para peneliti di German melihat Jet Lag dari potensi psikologis sebagai penyebabnya. Efek sementara dari penerbangan yang lama menyebabkan penumpang pesawat harus merasakan sinkronisasi zona waktu. 


Dalam kontek biologi, pembicaraan mengenai topik ini sering dipikirkan atau dikaitkan dengan ukuran-ukuran tertentu-seperti ukuran sebuah molekul. Tetapi para psikolog memandang hal tersebut dari sesuatu yang sangat berbeda. Apa yang seseorang pikirkan mengenai sebuah penyakit tertentu dapat mempunyai pengaruh yang luar biasa besar.


Sebuah penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti German meminta 90 orang untuk membuat sebuah diary "tidur" selama seminggu sebelum dan sesudah melakukan penerbangan. Sebelum melakukan penerbangan, mereka ditanya apakah mereka khawatir merasakan jet lag dan seberapa besar pengaruh yang akan mereka rasakan. Setelah penerbangan, mereka ditanyai secara detil apakah jet lag terjadi setiap hari selama seminggu dengan menghitung setiap gejala-gejala yang muncul dalam sebuah skala tertentu. Para peneliti tersebut juga menghitung apakah para partisipan tersebut melakukan penerbabangan dari timur ke barat dan berapa banyak zona waktu yang mereka temui.


Para peneliti tersebut mengungkap bahwa secara rata-rata jet lag terjadi selama 4 hari setelah penerbangan dan berkurang kejadiaanya untuk seseorang yang tidak memikirkannya. Lebih dari 75% partisipan khawatir terjadi jet lag tetapi hanya 54% dari partisipan yang merasakannya. Selain itu, para peneliti tersebut mengungkap bahwa orang-orang yang melakukan perjalanan dari barat ke timur mengambil waktu lebih lama untuk tidur setelah melakukan penerbangan. Mereka juga juga mengungkap tidak terjadi jet lag yang berlebihan dibandingkan dengan penerbangan rute lainnya. 


Sementara itu, penelitian sebelumnya menemukan bahwa penerbangan dari timur ke barat mempunyai pengaruh lebih besar pada pola "tidur" karena berarti mencoba untuk tidur lebih awal daripada biasanya. Hal ini juga menyebabkan lebih sulit untuk tetap terjaga untuk lebih lama. Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa kekhawatiran berlebih seseorang mengenai jet lag yang akan terjadi adalah faktor dominan bagaimana mereka merasakan jet lag yang lebih parah. Jet lag yang mereka rasakan lebih lama terjadi daripada yang seharusnya mereka alami secar normal. 


Ini dapat menjadi sebuah bentuk "nocebo effect", sebuah versi dari "placebo effect" dimana ekspektasi negatif atau berbahaya dapat mengarah pada hasil yang negatif atau hasil yang lebih parah. Dengan kata lain, kekhawatiran yang berlebihan akan merasakan jet lag dapat memperburuk jet lag seseorang atau seseorang yang tidak memikirkan jet lag setelah penerbangan akan memiliki waktu pemulihan atau penyesuaian yang lebih cepat.

Posting Komentar untuk "Jangan Khawatir Jet Lag"